Kegiatan IHT Implementasi Kurikulum Merdeka di SMKN 5 Kuningan |
Kuningan, (BM) - Kurikulum Merdeka yang diyakini lebih intraktif sudah mulai diterapkan di SMK Negeri 5 Kuningan pada tahun ajaran 2022/2023. Guna lebih mematangkan implementasi Kurikulum merdeka pihak sekolah saat ini tengah menggelar pelatihan In House Tranning selama 10 hari (2 - 12 Agustus) bertempat di gedung aula sekolah.
Kegiatan IHT SMKN 5 Kuningan diikuti semua guru. Sementara untuk pemateri melibatkan KCD X dan Kepala KCD dan P4TK BMTI Bandung. Tanda dimulainya kegiatan IHT dibuka Kepala KCD 10. Adanya kurikulum merdeka dianggap pihak sekolah sebagai kemajuan di dunia pendidikan. Diungkapkan Kepala SMKN 5 Kuningan, Drs Efendi Kurikulum ini memiliki keunggulan dibanding kurikulum 13.
Menurutnya, capaian pembelajaran bukan berdasarkan level- level penguasaan materi yang disampaikan seperti pada kurtilas, akan tetapi bagaimana seorang siswa bisa mengeluarkan potensinya masing-masing.
"Ada sepuluh point yang harus diketahui dari kurikulum merdeka, mulai dari spektrum keahlian, program keahlian dan seterusnya sampai pada sertifikasi pendidik. Tapi yang sangat urgent yang berhubungan dengan pembelajaran siswa yaitu berhungan dengan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran dan modul ajar serta proses dan penilaian assesment," jelas Efendi
Ditambahkannya, inilah hal-hal yang mutlak harus diketahui oleh para guru supaya proses belajar ke anak lebih menyenangkan dan sesuai dengan SOP Kurikulum merdeka.
Secara konsep, ada kesamaan antara kurtilas dengan kurikulum merdeka, hanya saja ada pembaharuan pada paradigma berpikirnya, dimana kurikulum merdeka tidak mengejar ketuntasan materi, tapi bagaimana anak bisa mencapai keterampilan tertentu sesuai potensi yang ada pada diri anak itu sendiri.
"Pada kurikulum merdeka, anak bisa berbicara menjelaskan suatu keilmuan, suatu kompetensi berarti anak tersebut sudah punya kemampuan. Sebetulnya kurikulum sekarang lebih sederhana, simpel sehingga guru akan lebih dimudahkan dalam penilaian terhadap siswa," ungkap Efendi disela-sela kegiatan IHT.
Dirinya berharap, dengan penerapan kurikulum merdeka di SMKN 5 Kuningan, potensi yang ada disetiap siswa bisa muncul secara maksimal. Sebab pada dasarnya manusia dilahirkan dengan potensinya masing-masing. Untuk itu guru dituntut bisa memberikan materi secara bervariasi dan lebih interaktif.
"Misalkan hari ini guru melatih anak dari segi pendengaran, besok melatih penglihatannya, lusa melatih anak agar berbicara menjelaskan sesuatu, sehingga potensi siswa bisa diketahui dengan baik," pungkasnya.
.(Irwan)