Dialog dalam audensi Empat Forum bersama ketua Komisi Dua DPRD Dede Ismail serta aleg ini belim final, dan aka di lanjut pekan depan |
Benangmerah - Rangkaian kegiatan olah raga kabupaten Kuningan yang digelar sepekan lalu mendapat sorotam tajam dari Empat Ormas, mereka menyampaikan kepada perwakilan rakyat daerah yang dialamatkan kepada pemerintah Kabupaten Kuningan, karena dinilai tidak objektif serta ada unsur pemaksaan dalam Dua event olah raga tersebut.
Menyatunya Empat Ormas masing masing dari Gerakan Kita, APPU, Formatku, dan dari Ormas IPMA. Massa dari ke Empat Ormas tersebut masing masing perwakilan, jumlah massa yang beraudensi dengan Komisi 2 bidang ekonomi, di ruang rapat istimewa gedung wakil rakyat itu berkisar 30 orang. Mereka mempersoalkan ketidak jujuran para penyelenggara event olah raga dalam berbagai cabor serta tour de linggarjati (TDL) sepeda gowes Pemda Kuningan, diduga dalam pelaksanaanya tidak mengurus para atlit dengan benar sehingga terkesan pelayanan buruk.
Atang ketua Forum Formatku dengan lantangnya menyebut. Bahwa para atlit yang turut berlaga di berbagai cabor guna menyematkan harumnya nama baik daerah Kuningan ternyata dalam kepengurusannya sangat miris para atlit yang membawa atribut Pemda bukan makan nasi kotak tetapi nasi bungkus plastik di pinggir jalan, belum lagi barak tidurnya, masya Allah Ya Robb kok Kuningan.
"Ini membuktikan bahwa Kuningan menggambarkan kabupaten miskin ekstrim, lalu apa korelasinya dengan TDL, kami mengkritisi bukan pelaksanaannya tetapi pendanaannya sungguh luar biasa, jika ada yang mengatakan biaya TDL hanya 250 juta dan tidak habis milyaran rupiah itu bohong," tegas Atang yang sebelumnya mendata sumber anggaran TDL.
"Katanya jangan sampai ada dusta diantara kita, itu bohong, dengan lantangnya Atang melanjutkan argumennya dalam audens dengan komisi 2 DPRD itu. Yang lucunya lagi Ketua pelaksana menyatakan suksesnya TDL ini, banyaknya peserta dan banyaknya penonton," tambah Atang menirukan. Apa apan ini sedangkan peserta TDL tidak ada yang mengikuti dari luar negeri, kalau soal penonton mengerahkan massa anak anak sekolah juga bisa, sebut Atang.
Atang ,SE Ketua Formatku, juru bicara dalam Auden dengan aleg DPRD Kabuoaten Kuningan |
Atang bersama lainnya dalam argumennya menyatakan, ketua Ascab adalah juga anggota dewan di parlemen ini, yang sudah pasti tau anggaran "Ketua PSSI Ascab Kuningan menyebutkan biaya yang di pakai itu bukan hibah tetapi dari biaya sendiri," sebut Atang menirukan kata Ketua Ascab.
Jangan penuh ke pura puraan loh pak Kuningan ini berlebel Miskin ekstrim kok bisa bisany membidohi masyarakat Ya Allah Ya qarim, kami ini bekerja bantingtulang bykan hanya untuk menafkahi keluarga saja pak tetapi untuk menggaji bapak ibu baik di eksekutif maupun di legislatif," tegas Atang lirih.
Begitupun Kadisporapar di sini bekerja seperti yang tidak punya program, padahal ada anggaran pendidikan dan pembinaan dalam olah raga.
"Itu untuk meningkatkan mutualitas peserta atlit yang telah dibekali dengan ilmu, didik lah masyarakat yang punya potensi hingga akan mendulang harapan keberhasilan, jangan sampai setiap ada event mengontrak atlit, meskipun menggondol medali dari keberhasilan berlaga, itumah percumah atuh, dan ini tak jarang terjadi di Kabupaten Kuningan, enak pisan atuh, dan ini sudah kecanduan seremony sehingga kuningan sarat prestasi bercertificate dengan cara ceremony, padahal banyak masyarakat yang punya prestasi tidak tersentuh dari perhatian dan pembinaan ini fakta membuktikan seperti itu," beber Atang
Lebih jauh Atang pun mengkritisi soal lajunya program UMKM yang di klaim kinerja dinas kopreasi perdagangan dan perindutrian (Dikoperindagprin).
"UMKM itu ada wadahnya dan ada durasinya, selain itu tidak ada koordinasi apapun, harusnya ada kerjasama yang baik dari dinas. Yang harus lebih intens lagi adalah anda anda ini sebagai wakil rakyat, jangan berpura pura tidak tahu, karena komisi 2 ini membinangi perekonomian, Kuningan mendapat predikat Kabupaten miskin ekstrim berarti kinerja DPRD ini tidak maksimal," terang Atang yang di amini rekan rekannya.
Sebelum menguraikan persoalan yang di buka ini, Atang bersama rekannya terlebih dahulu meminta aleg dari komisi 2 yang dipimpin wakil ketua DPRD dari fraksi Gerindra Dede Ismail yang tidak memberikan jawaban sekarang.
Dede Ismail yang akrab disapa Deis, mengucapkan terimakasih atas atensinya " Kami minta waktu satu pekan untuk merumuskan dengan anggota dan memanggil dari para pelaksana penyelenggara dinas terkait serta dari KONI dan PSSI," jelas Seis menjanjikan satu pekan dari hari Jumat (6/1/2023).
Usai penyampaian aspirasinya kepada DPRD, kepada awak media ini Atang menyebutkan bahwa dirinya bersama para ketua forum tidak akan mengawal atas janjinya, tetapi kalau dalam satu pekan tidak ada jawaban atau keputusan, maka kami akan hadirkan massa dari anggota semua forum, nanti kami tidak akan membahas masalah tadi saja, bahkan kami akan bongkar semua permasalahan di kabupaten Kuningan kalau tidak ada realisasi dari janji aleg tadi.
.(Mans Bom)