Workshop Teaching Factory Bisnis Daring dan Pemasaran SMKN 2 Kuningan |
Benangmerah, Kompetensi Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) merupakan salah satu jurusan di SMK Negeri 2 Kuningan yang telah melakukan MoU dengan perusahaan ritel Alfa Mart. Setiap siswa lulusan BDP pun secara otomatis siap ditampung kerja di perusahaan tersebut sebagai Manager/pengelola toko.
Agar pembelajaran disekolah lebih match/sesuai dengan dunia industri pemasaran, maka dikenal dengan sistem pembelajaran Teaching Factory. Walalupun dari management alfa mart juga punya jadwal tertentu untuk memberikan materi secara langsung di sekolah.
Guna lebih mematangkan Teaching Factory di SMK Negeri 2 Kuningan, guru-guru kompetensi BDP ditempa Workshop Sosialisasi Teaching Factory dengan menghadirkan pemateri Pengawas KCD Wilayah X Jawa Barat, DR. Suwandi, S.Pd, M.Pd.
Menurut Kepala SMKN 2 Kuningan, Ibnu Udy Prasetyo melalui Wakasek Bidang Kurikulum, Mudjijono, S.Pd, Workshop ini dilakukan agar para guru lebih mengerti lagi tentang apa dan bagaimana materi pembelajaran yang harus disampaikan ke siswa agar lebih terarah dan sesuai dengan project yang ingin dicapai, yaitu mencetak siswa lulusan yang siap kerja di dunia industri pemasaran.
Wakasek Bidang Kurikulum, SMKN 2 Kuningan, Mudjijono, S.Pd |
"Tujuan workshop disini adalah agar guru-guru di jurusan BDP lebih paham dan mengerti tentang materi pelajaran apa saja yang harus disampaikan ke siswa agar lebih sesuai dengan dunia kerja bisis daring dan pemasaran. Misalkan,seorang pegawai toko alfa mart membutuhkan fisik untuk kuat berdiri dan jongkok, maka seorang guru mapel olahraga harus memberikan materi agar siswa mempunyai ketahanan fisik seperti itu. Kemudian, pegawai toko juga harus bisa memberikan pelayanan dari bahasa yang baik dan sikap sopan ke konsumen, maka ini menjadi tugas guru bahasa indonesia. Itulah salalh satu contoh kecil tujuan workshop pembelajaran TEFA sekarang," jelas Mudjijono, di ruang LSP SMKN 2 Kuningan, Selasa (7/2/2023).
Mudjijono menambahkan, kegiatan ini juga sekligus mengisi kekosongan jam pelajaran guru kelas 12 karena siswanya sedang mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar Ketarunaan selama 5 hari dari anggota Kodim 0615 Kuningan.
Disela-sela kegiatan, Pemateri Workshop, Pengawas KCD wilayah X Jawa Barat, DR. Suwandi, S.Pd, M.Pd menjelaskan bahwa pengawas sendiri merupakan bagian dari segitiga penjaminan mutu di satuan pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas. Dalam kegiatan workshop saat ini peran guru, kepala sekolah dan pengawas sedang kami jalankan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran yang tentu akan berpengaruh terhadap mutu lulusan.
Pemateri Workshop TEFA dari Pengawas KCD Wilayah X Disdikbud Jawa Barat, DR. Suwandi, S.Pd, M.Pd |
"Pembelajaran TEFA merupakan pembelajaran berbasis kepada produk, barang dan jasa yang berbasis kepada industri. Guru harus mengetahui secara pasti bagaimana kegiatan yang sebenarnya di industri agar seorang guru bisa bring best practice, bring best atitude to school. Untuk itu, pertama, saya ingin bapak ibu guru mempunyai target mutu setiap melakukan pembelajaran. Kedua, yang selama ini mata pelajaran lain itu berdiri masing-masing, harusnya mata pelajaran itu bebasis pada project yang sedang dilakukan para peserta didik, dengan pola pendekatan, bahwa mapel di SMK itu bukan pure science, tapi belajar ilmu terapan atau plaid science. Nah, ini yang sedang saya training kepada bapak ibu guru yang melibatkan guru mapel produktif dan guru mapel umum," jelasnya.
Suwandi juga berharap dengan workshop ini, guru bisa melakukan perubahan pembelajaran agar lebih bermutu. Semua guru tidak boleh menentukan sendiri kompetensi dasarnya, tetap harus melakukan kolaborasi dengan sesama guru mapel lain, sesuai dengan project yang sedang dilakukan siswa.
.(irwan)