Target Zero Bullying di Kabupaten Kuningan, Kadisporapar Utus Duta Anti Bullying

Target Zero Bullying di Kabupaten Kuningan, Kadisporapar Utus Duta Anti Bullying

Kamis, 20 Juni 2024
Kadisporapar kabupaten Kuningan, DR. H. Elon Carlan


Benangmerah, Kasus bullying/perundingan di Indonesia ternyata menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Dilansir dari situs resmi UNICEF, 50% anak sekolah yang berusia 13-15 tahun di Indonesia pernah mengalami perundungan di sekolah. Dampaknya bisa berujung pada luka emosional yang mendalam bagi anak-anak ini, yang mungkin berlangsung sepanjang hidup mereka.


Oleh karena itu tidak ketinggalan, Disporapar kabupaten kabupaten Kuningan berkewajiban memerangi dan mencegah bullying khususnya yang terjadi dilingkungan sekolah, masyarakat maupun media sosial. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan mengangkat 15 orang sukarelawan sebagai Duta Anti Bullying.


Menurut Kadisporapar, DR. Elon Carlan pentingnya seseorang baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat yang bisa menjadi penerang atau pencegah terjadinya bullying. Maka dari itu, pembentukan Duta Anti Bullying ini merupakan proses upaya mencegah terjadinya bullying.


Kadisporapar Bersama Para Remaja yang akan dinobatkan menjadi Duta Anti Bullying 


"Ini kan namanya upaya sebagi kewajiban dari pemerintah. Berawal dari gagasan, maka kita undang para remaja-remaja sekolah maupun mahasiswa yang mempunyai itikad baik untuk menjadi para Duta Anti Bullying. Mudah-mudahan dengan 15 orang yang akan dinobatkan menjadi Duta Bullying bisa memberikan edukasi di lingkungan masyarakat sehingga target Zero Bullying di kabupaten Kuningan bisa tercapai," papar Elon, selepas memberikan materi anti bullying di gedung pertemuan Disporapar, Kamis (20/6/2024).


Target dan sasaran dari Duta Anti Bullying, lanjutnya, karena mereka merupakan anak sekolah dan mahasiswa mencegah terjadinya bullying di lingkungannya, baik di sekolah, di tempat kuliah dan masyarakat. Sehingga bisa zero bullying dilingkungan mereka.


Untuk cara kerja Duta Anti Bullying sendiri diberikan materi dan diajari agar bisa berkolaborasi dengan yang lain di lingkungannya. Karena mereka berangkat dari kesadaran, tidak mendapat upah, maka diharapkan bisa mengajak masyarakat lain untuk ikut mencegah terjadinya bullying.


(One/YS)